Disusun Oleh:
Abdul Muhaimin (124211014)
Ahliyatul Yumna (124211012)
Umi Lathifah Anwar (124211011)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di dunia Barat yang dikenal dengan kehidupan liberalnya, yang
mana mereka sangat menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia. Bagi mereka agama merupakan hal yang bersifat
privasi, dan realita yang ada mayoritas penduduk di Barat beragama non Muslim. Akan tetapi, tidak sedikit di
negara-negara Barat mengkaji tentang Islam. Seperti Amerika Serikat, Eropa,
Kanada, Australia dan negara Barat lainnya. Disadari atau tidak, selama ini
informasi tentang sejarah Islam banyak yang bersumber dari sejarawan Barat. Hal
ini terjadi karena disamping mereka memiliki etos kemampuan yang tinggi juga
mempunyai kemauan polotik yang kuat dari para pemimpin.
Pada aspek lain, bagi para ilmuwan
Barat mempelajari Islam bukan hanya sekadar untuk pengembangan ilmu pengetahuan
saja, melainkan bertujuan untuk mencari
kelemahan dan kekuatan Islam untuk bisa dijajah.
B.
Rumusan masalah
1.
Bagaimana sejarah perkembangan studi
Islam di dunia Barat?
2.
Apa tujuan orang Barat mempelajari
Islam?
3.
Bidang apa saja yang dikaji di
perguruan tinggi dunia Barat?
4.
Bagaimana persepsi mahasiswa Barat
terhadap studi Islam?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Perkembangan Studi Islam di
Dunia Barat
Sejarah kontak dunia Islam dengan
dunia Barat dapat dikelompokkan menjadi dua fase, yaitu:
1.
Masa kejayaan Islam pada abad ke 8
Pada fase
ini, perkembangan studi Islam di Barat antara dunia Islam dan dunia Barat
terjadi melalui kontak perguruan tinggi. Banyak ilmuwan Barat datang ke
berbagai perguruan tinggi Muslim untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan
teknologi. Di bagian Timur, perguruan tinggi tersebut terletak di Baghdad
(Irak) dan di Kairo (Mesir). Sedangkan di bagian Barat terletak di Cordova.
2.
Masa renaisance ( masa runtuhnya
Islam), di mana Barat mulai berjaya (abad ke 16) sampai sekarang.
Masa
renaisance (abad pertengahan : 1250-1800 M) adalah masa di mana peradaban Barat
menuai kebangkitannya sementara peradaban Islam mengalami stagnasi. Renaisance
membawa perubahan baru bagi dunia Barat dalam bidang ilmu pengetahuan, politik
dan ekonomi. Dan perkembangan tersebut banyak dipengaruhi oleh peradaban Islam.
Sebagaimana kita ketahui dimasa kejayaan Islam, Andalusia (Spanyol) pada masa
pemerintahan Abbasiyah merupakan salah satu tempat yang mengalami kemajuan
dalam bidang pendidikan, politik, sosial dan ekonomi. Terbukti dengan adanya
beberapa universitas Islam yang didirikan, seperti universitas Cordova,
Seville, Malaga, Granada, dan Salamanca. Pada waktu itu para sejarawan Barat
datang untuk mengunjungi universitas-universitas tersebut untuk memperdalam
ilmu mereka. Selama mereka belajar, mereka melakukan penerjemahan ilmu-ilmu
karya ilmuwan Muslim dari bahasa Arab menjadi bahasa Latin dengan cara membayar
orang Spanyol sebagai penerjemah dan berlangsung di Toledo dan Palemo. Dan
ketika mereka kembali ke negaranya masing-masing, mereka ditantang oleh Paus di
Vatikan untuk mendirikan universitas-universitas serupa. Kemudian berdirilah
beberapa perguruan tinggi disemenanjung Italia, disusul oleh Oxford dan
Cambridge di Inggris, Sorbone di Francis, dan Tubingen di Jerman. Setelah
berdirinya universitas-universitas di atas, membukakan jalan bagi Barat untuk
mengembangkan dunia ilmu pengetahunnhya.
Jadi jelas,
sejarah berkembangyna studi Islam disebabkan karena para pelajar Barat yang datang ke dunia Timur untuk
mengkaji ilmu. Disamping itu, mereka juga telah berhasil menterjemahkan
karya-karya ilmuwan Muslim kedalam bahasa latin. Gerakan ini pada akhirnya
menimbulkan masa pencerahan dan revolusi industri, yang menyebabkan Eropa maju.
Dengan demikian, Andalusia merupakan sumber-sumber cahaya bagi Eropa yang
memberikan manfaat berupa ilmu dan budaya Islam selama hampir tiga abad.
B.
Tujuan Orang Barat Mempelajari Islam
Menurut
Abuddin Nata, di kalangan orang Barat mempelajari Islam tentunya memiliki
tujuan selain sebagai pengembangan ilmu
pengetahuan juga mempunyai tujuan tersendiri yaitu:
1.
Supaya menarik simpati umat Islam. Dengan
cara itu, maka kecurigaan umat Islam terhadap orang Barat menjadi hilang,
karena terlena oleh antusias orang barat yang biasanya menyajikan studi islam
secara positif. Sehingga umat islam merasa puas dengan sendirinya, dan berhenti
untuk melakukan kreatifitas dan inovasi.
2.
Untuk melemahkan dari dalam. Misalnya,
dalam pengambilan kesimpulan yang keliru tentang Al-Qur’an, Al-Sunah, dan
fikih.
3.
Untuk menunjukan superioritas mereka
sebagai orang Barat. Sehingga orientalis barat merasa bahwa barat adalah “guru”
segala hal, khususnya logika dan peradaban. Dengan sikap seperti itu, Barat
ingin menjadi model dan rujukan bagi umat Islam.
4.
Untuk memperjuangkan doktrin –
doktrin mereka yang tidak boleh di kritik. Di antaranya Al-Qur’an bukan kalam
Allah, dan Muhammad bukan utusan Allah.
5.
Untuk kepentingan negara – negara
tertentu yang mendanai kajian tersebut, bahkan orang-orang Barat berani
menghamburkan miliaran dolar hanya untuk kepentingan ilmiah semata, yang mana
tentunya ada target-target terselubung yang sangat berharga bagi kepentingan
mereka.[1]
C.
Bidang Studi Islam yang dikaji di
dunia Barat
Sebagaimana diketahui, bahwa di
dalam studi Islam mencakup: Al-Quran, Al-hadist, fikih, sejarah dan peradaban
Islam, tasawuf, dakwah Islam, pendidikan islam, bahasa arab, dan pemikiran
politik Islam. Semua bidang studi Islam ini telah dipelajari oleh para
sejarawan Barat dengan itntensitas yang berbeda-beda. Penjelasan secara singkat
tentang studi islam yang dipelajari oleh sejarawan Barat dapat dikemukakan
sebagi berikut:
1.
Bidang studi Al-qur’an
Menurut Gorge Sale, Al-Qur’an bukanlah wahyu dari Allah. Akan tetapi,
karangan pribadi Muhammad sendiri.
2.
Bidang studi Hadist
Menurut Goldziher, bagian terbesar dari riwayat hadist tidak benar seperti
yang dikatakan, sebagai catatan tentang fase awal Islam.
3.
Bidang
D.
Persepsi Mahasiswa Barat terhadap
Studi Islam
Dalam hal ini, kita mengambil persepsi mahasiwa di Temple University Amerika
Serikat. Dari penelusuran pengetahuan bangsa Amerika terhadap Islam, ternyata
pemahaman bangsa tersebut didominasi oleh gambaran keliru. Gambaran keliru ini
dapat diketahui melalui karya tulis dan film yang cenderung memusuhi Islam.
Pemahaman bangsa Amerika dalam hal ini ternyata juga tidak jauh berbeda dengan
bangsa Eropa. Bangsa Amerika beranggapan bahwa masyarakat Islam itu sebagai
masyarakat sesat.
Namun,
keadaan di atas sedikit berubah pada akhir abad ke-19. Ketika Amerika mulai
membuka pintu imigrasi dari Timur. Sehingga islam mulai memperkenalkan diri di
benua baru tersebut.
Mayoritas
mahasiswa menilai kuliah Islam “interesting” atau meminjam kata-kata Latisha
(yang sedang mengikuti kuliah studi Isalam) : “Islam berguna untuk
dipelajari, pada setiap kuliah, saya dapati Islam lebih dan bertambah menarik,
dan ajaran-ajarannya cukup adil. Sangat disayangkan bahwa banyak orang
mengambil kesimpulan tentang agama ini dari persepsi negatif yang ditampilkan dari
beberapa negara. Tadinya saya telah membentuk opini menyangkut islam
berdasarkan evaluasi terhadap praktik
sebagian negara-negara Arab tanpa menelusuri ajaran Islam sendiri. Syukur,
melalui kuliah ini saya berkesampatan untuk mempelajari Islam secara lebih
obyektif, dan dari ini saya mendapat pengertian yang benar tentang Islam”.
Namun, tidak semua mahasiswa bisa cepat menangkap pemahaman tentang Islam
melainkan dsari mereka ada yang kesusahan dalam menerima kuliah studi Islam.
Mahasiswa lain juga mengakui, bahwa
selama ini persepsi mahasiswa terhadap Islam yang keliru berpangkal pada
pendapat klise yang bersifat prejudis, yang didengar dari lingkunganya. Namun
di sisi lain, mahasiswa yang telah mempelajari studi Islam mulai memperoleh
pengertian dan pemahaman tentang Islam yang benar.[2]
BAB III
KESIMPULAN
Sejarah
kontak dunia Islam dengan dunia Barat berlangsung dengan dua fase, yaitu masa
kejayaan Isla dan masa renaisance Islam. Selain mempelajari Islam guna
mengembangkan ilmu pengetahuan melainkan untuk mencari titik kekuatan dan
kelemahan Islam agar bisa dijajah. Disamping itu, bidang studi Islam yang
dipelajari di Barat sudah meliputi hampir seluruh bidang studi Islam.
Persepsi
mahasiswa Barat sebelum mereka menerima mata kuliah Studi islam, mereka
beranggapan bahwa Islam itu agama sesat. Tapi, setelah mempelajari Islam,
mereka mengakui bahwa ajaran agama Islam
itu baik dan adil.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Abuddin Nata, Studi Islam Komperhensif , (Jakarta: Rajawali
Pers, 2011), cet. 8, hlm. 552-553.
[2] Alwi Shihab, Membedah Islam di Barat (Menepis Tudingan
Meluruskan Kesalahpahaman), (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2994), cet.
I, hlm.141
No comments:
Post a Comment
Pembaca Yang Baik Selalu Meninggalkan Jejak Yang Baik :)
Jangan Lupa Like Dan Komentarnya :)