Wednesday, May 1, 2013

STUDI ISLAM DI BERBAGAI PERGURUAN TINGGI DI DUNIA BARAT


Disusun Oleh:
Abdul Muhaimin (124211014)
Ahliyatul Yumna (124211012)
Umi Lathifah Anwar (124211011)

BAB I
PENDAHULUAN


A.   Latar Belakang

Di dunia Barat yang  dikenal dengan kehidupan liberalnya, yang mana mereka sangat menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia.  Bagi mereka agama merupakan hal yang bersifat privasi, dan realita yang ada mayoritas penduduk di Barat beragama non  Muslim. Akan tetapi, tidak sedikit di negara-negara Barat mengkaji tentang Islam. Seperti Amerika Serikat, Eropa, Kanada, Australia dan negara Barat lainnya. Disadari atau tidak, selama ini informasi tentang sejarah Islam banyak yang bersumber dari sejarawan Barat. Hal ini terjadi karena disamping mereka memiliki etos kemampuan yang tinggi juga mempunyai kemauan polotik yang kuat dari para pemimpin.

Pada aspek lain, bagi para ilmuwan Barat mempelajari Islam bukan hanya sekadar untuk pengembangan ilmu pengetahuan saja,  melainkan bertujuan untuk mencari kelemahan dan kekuatan Islam untuk bisa dijajah.


B.   Rumusan masalah

1.     Bagaimana sejarah perkembangan studi Islam di dunia Barat?
2.     Apa tujuan orang Barat mempelajari Islam?
3.     Bidang apa saja yang dikaji di perguruan tinggi dunia Barat?
4.     Bagaimana persepsi mahasiswa Barat terhadap studi Islam?


BAB II
PEMBAHASAN

A.   Sejarah Perkembangan Studi Islam di Dunia Barat

Sejarah kontak dunia Islam dengan dunia Barat dapat dikelompokkan menjadi dua fase, yaitu:
1.     Masa kejayaan Islam pada abad ke 8

Pada fase ini, perkembangan studi Islam di Barat antara dunia Islam dan dunia Barat terjadi melalui kontak perguruan tinggi. Banyak ilmuwan Barat datang ke berbagai perguruan tinggi Muslim untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Di bagian Timur, perguruan tinggi tersebut terletak di Baghdad (Irak) dan di Kairo (Mesir). Sedangkan di bagian Barat terletak di Cordova.

2.     Masa renaisance ( masa runtuhnya Islam), di mana Barat mulai berjaya (abad ke 16) sampai sekarang.

Masa renaisance (abad pertengahan : 1250-1800 M) adalah masa di mana peradaban Barat menuai kebangkitannya sementara peradaban Islam mengalami stagnasi. Renaisance membawa perubahan baru bagi dunia Barat dalam bidang ilmu pengetahuan, politik dan ekonomi. Dan perkembangan tersebut banyak dipengaruhi oleh peradaban Islam. Sebagaimana kita ketahui dimasa kejayaan Islam, Andalusia (Spanyol) pada masa pemerintahan Abbasiyah merupakan salah satu tempat yang mengalami kemajuan dalam bidang pendidikan, politik, sosial dan ekonomi. Terbukti dengan adanya beberapa universitas Islam yang didirikan, seperti universitas Cordova, Seville, Malaga, Granada, dan Salamanca. Pada waktu itu para sejarawan Barat datang untuk mengunjungi universitas-universitas tersebut untuk memperdalam ilmu mereka. Selama mereka belajar, mereka melakukan penerjemahan ilmu-ilmu karya ilmuwan Muslim dari bahasa Arab menjadi bahasa Latin dengan cara membayar orang Spanyol sebagai penerjemah dan berlangsung di Toledo dan Palemo. Dan ketika mereka kembali ke negaranya masing-masing, mereka ditantang oleh Paus di Vatikan untuk mendirikan universitas-universitas serupa. Kemudian berdirilah beberapa perguruan tinggi disemenanjung Italia, disusul oleh Oxford dan Cambridge di Inggris, Sorbone di Francis, dan Tubingen di Jerman. Setelah berdirinya universitas-universitas di atas, membukakan jalan bagi Barat untuk mengembangkan dunia ilmu pengetahunnhya.

Jadi jelas, sejarah berkembangyna studi Islam disebabkan karena para  pelajar Barat yang datang ke dunia Timur untuk mengkaji ilmu. Disamping itu, mereka juga telah berhasil menterjemahkan karya-karya ilmuwan Muslim kedalam bahasa latin. Gerakan ini pada akhirnya menimbulkan masa pencerahan dan revolusi industri, yang menyebabkan Eropa maju. Dengan demikian, Andalusia merupakan sumber-sumber cahaya bagi Eropa yang memberikan manfaat berupa ilmu dan budaya Islam selama hampir tiga abad.

B.   Tujuan Orang Barat Mempelajari Islam

Menurut Abuddin Nata, di kalangan orang Barat mempelajari Islam tentunya memiliki tujuan selain sebagai pengembangan  ilmu pengetahuan juga mempunyai tujuan tersendiri yaitu:

1.     Supaya menarik simpati umat Islam. Dengan cara itu, maka kecurigaan umat Islam terhadap orang Barat menjadi hilang, karena terlena oleh antusias orang barat yang biasanya menyajikan studi islam secara positif. Sehingga umat islam merasa puas dengan sendirinya, dan berhenti untuk melakukan kreatifitas dan inovasi.
2.     Untuk melemahkan dari dalam. Misalnya, dalam pengambilan kesimpulan yang keliru tentang Al-Qur’an, Al-Sunah, dan fikih.
3.     Untuk menunjukan superioritas mereka sebagai orang Barat. Sehingga orientalis barat merasa bahwa barat adalah “guru” segala hal, khususnya logika dan peradaban. Dengan sikap seperti itu, Barat ingin menjadi model dan rujukan bagi umat Islam.
4.     Untuk memperjuangkan doktrin – doktrin mereka yang tidak boleh di kritik. Di antaranya Al-Qur’an bukan kalam Allah, dan Muhammad bukan utusan Allah.
5.     Untuk kepentingan negara – negara tertentu yang mendanai kajian tersebut, bahkan orang-orang Barat berani menghamburkan miliaran dolar hanya untuk kepentingan ilmiah semata, yang mana tentunya ada target-target terselubung yang sangat berharga bagi kepentingan mereka.[1]

C.   Bidang Studi Islam yang dikaji di dunia Barat
           
Sebagaimana diketahui, bahwa di dalam studi Islam mencakup: Al-Quran, Al-hadist, fikih, sejarah dan peradaban Islam, tasawuf, dakwah Islam, pendidikan islam, bahasa arab, dan pemikiran politik Islam. Semua bidang studi Islam ini telah dipelajari oleh para sejarawan Barat dengan itntensitas yang berbeda-beda. Penjelasan secara singkat tentang studi islam yang dipelajari oleh sejarawan Barat dapat dikemukakan sebagi berikut:

1.     Bidang studi  Al-qur’an
Menurut Gorge Sale, Al-Qur’an bukanlah wahyu dari Allah. Akan tetapi, karangan pribadi Muhammad sendiri.
2.     Bidang studi Hadist
Menurut Goldziher, bagian terbesar dari riwayat hadist tidak benar seperti yang dikatakan, sebagai catatan tentang fase awal Islam.
3.     Bidang

D.   Persepsi Mahasiswa Barat terhadap Studi Islam

Dalam hal ini, kita mengambil  persepsi mahasiwa di Temple University Amerika Serikat. Dari penelusuran pengetahuan bangsa Amerika terhadap Islam, ternyata pemahaman bangsa tersebut didominasi oleh gambaran keliru. Gambaran keliru ini dapat diketahui melalui karya tulis dan film yang cenderung memusuhi Islam. Pemahaman bangsa Amerika dalam hal ini ternyata juga tidak jauh berbeda dengan bangsa Eropa. Bangsa Amerika beranggapan bahwa masyarakat Islam itu sebagai masyarakat sesat.
        
  Namun, keadaan di atas sedikit berubah pada akhir abad ke-19. Ketika Amerika mulai membuka pintu imigrasi dari Timur. Sehingga islam mulai memperkenalkan diri di benua baru tersebut.
        
  Mayoritas mahasiswa menilai kuliah Islam “interesting” atau meminjam kata-kata Latisha (yang sedang mengikuti kuliah studi Isalam) : “Islam berguna untuk dipelajari, pada setiap kuliah, saya dapati Islam lebih dan bertambah menarik, dan ajaran-ajarannya cukup adil. Sangat disayangkan bahwa banyak orang mengambil kesimpulan tentang agama ini dari persepsi negatif yang ditampilkan dari beberapa negara. Tadinya saya telah membentuk opini menyangkut islam berdasarkan evaluasi  terhadap praktik sebagian negara-negara Arab tanpa menelusuri ajaran Islam sendiri. Syukur, melalui kuliah ini saya berkesampatan untuk mempelajari Islam secara lebih obyektif, dan dari ini saya mendapat pengertian yang benar tentang Islam”. Namun, tidak semua mahasiswa bisa cepat menangkap pemahaman tentang Islam melainkan dsari mereka ada yang kesusahan dalam menerima kuliah studi Islam.

Mahasiswa lain juga mengakui, bahwa selama ini persepsi mahasiswa terhadap Islam yang keliru berpangkal pada pendapat klise yang bersifat prejudis, yang didengar dari lingkunganya. Namun di sisi lain, mahasiswa yang telah mempelajari studi Islam mulai memperoleh pengertian dan pemahaman tentang Islam yang benar.[2]


BAB III
KESIMPULAN

          Sejarah kontak dunia Islam dengan dunia Barat berlangsung dengan dua fase, yaitu masa kejayaan Isla dan masa renaisance Islam. Selain mempelajari Islam guna mengembangkan ilmu pengetahuan melainkan untuk mencari titik kekuatan dan kelemahan Islam agar bisa dijajah. Disamping itu, bidang studi Islam yang dipelajari di Barat sudah meliputi hampir seluruh bidang studi Islam.
          
Persepsi mahasiswa Barat sebelum mereka menerima mata kuliah Studi islam, mereka beranggapan bahwa Islam itu agama sesat. Tapi, setelah mempelajari Islam, mereka  mengakui bahwa ajaran agama Islam itu baik dan adil.


DAFTAR PUSTAKA




[1] Abuddin Nata, Studi Islam Komperhensif , (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), cet. 8, hlm. 552-553.

[2] Alwi Shihab, Membedah Islam di Barat (Menepis Tudingan Meluruskan Kesalahpahaman), (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2994), cet. I, hlm.141

No comments: