Thursday, November 27, 2014

7 GOLONGAN DALAM NAUNGAN ALLAH DI HARI KIAMAT

Sumber Gambar Disini

Compiled By: ANDIKA MAULANA

91 - (1031) حدثني زهير بن حرب ومحمد بن المثنى. جميعا عن يحيى القطان. قال زهير: حدثنا يحيى بن سعيد عن عبيدالله. أخبرني خبيب بن عبدالرحمن عن حفص بن عاصم عن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم، قال:                                                                           
"سبعة يظلهم الله في ضله يوم لا ظل إلا ظله: الإمام العادل. وشاب نشأ بعبادة الله. ورجل قلبه معلق في المساجد. ورجلان تحابا في الله، اجتمعا عليه وتفرقا عليه. ورجل دعته امرأة ذات منصب وجمال، فقال: إني أخاف الله. ورجل تصدق بصدقة فأخفاها حتى لا تعلم يمينه ما تنفق شماله. ورجل ذكر الله خاليا، ففاضت عيناه".                                                                                          

91-(1031). Zuhair bin Harb dan Muhammad bin Al Mutsanna menceritakan kepadaku, kesemuanya {telah meriwayatkan} dari Yahya Al Qaththan. Zuhair berkata: Yahya bin Sa’id menceritakan kepada kami, dari Ubaidullah, Khubaib bin Abdirrahman mengabarkan kepadaku dari Hafsh bin Ashim, dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau telah bersabda, “Ada tujuh golongan yang kelak akan dinaungi Allah di bawah naungan-Nya pada sebuah hari dimana tidak ada lagi naungan kecuali hanya milik Allah: imam yang adil, pemuda yang tumbuh berkembang dengan menunaikan ibadah kepada Allah, seseorang yang hatinya senantiasa tertaut pada masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah dimana kedua berkumpul dan berpisah hanya karena-Nya, seorang lelaki yang diajak berbuat mesum seorang wanita yang memiliki kedudukan dan berparas cantik namun ternyata dia malah berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah’, seseorang yang bersedekah dengan tidak menunjukkannya secara transparan sehingga tangan kanannya tidak tahu apa yang telah diinfakan tangan kirinya, dan seseorang yang berdzikir kepada Allah di dalam keheningan sehingga dia mencucurkan air matanya.”[1]

(1031) وحدثنا يحيى بن يحيى. قال: قرأت على مالك عن خبيب بن عبدالرحمن، عن حفص بن عاصم، عن أبي سعيد الخدري (أو عن أبي هريرة) ؛ أنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم. بمثل حديث عبيدالله. وقال "ورجل معلق بالمسجد، إذا خرج منه حتى يعود إليه".                       

(1031). Dan, Yahya bin Yahya menceritakan kepada kami, dia berkata: Aku pernah membaca {riwayat hadits} di hadapan Malik, dari Khubaib bin Abdirrahman, dari Hafs bin Ashim, dari Abu Sa’id Al Khudri RA atau dari Abu Hurairah RA bahwa dia telah berkata, Rasulullah SAW telah bersabda sebagaimana riwayat Ubaidullah. Hanya saja {dalam riwayat jalur ini} beliau bersabda {dengan menggunakan redaksi}, “Dan seseorang yang tertaut hatinya dengan masjid ketika dia keluar dari tempat suci tersebut sehingga akan kembali lagi.”[2]

v  Keterangan Hadits
               Dari hadits di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan (perlindungan) Allah SWT di hari kiamat, yaitu:
1.      Imam yang adil à Al Qadhi Iyadh mengatakan: Yang dimaksud dengan imam adalah semua orang yang mengurus kemaslahatan kaum muslimin, baik dia seorang pemimpin atau hakim. Alasan Rasulullah SAW menyebutkan imam adil sebagai kategori pertama, karena di tangan dialah kemaslahatan publik kaum muslimin berada dan dipertaruhkan.
2.      Pemuda yang tumbuh berkembang dengan menunaikan ibadah kepada Allah à Pemuda yang mendedikasikan usia pertumbuhannya untuk melakukan berbagai macam ibadah.
3.      Seseorang yang hatinya senantiasa tertaut pada masjid à Seorang pemuda yang sangat cinta kepada masjid sehingga senantiasa melakukan shalat berjamaah di dalamnya. Oleh karena itu, hendaklah kalimat tersebut tidak difahami sebagai orang yang senantiasa duduk di dalam masjid.
4.      Dua orang yang saling mencintai karena Allah dimana kedua berkumpul dan berpisah hanya karena-Nya à Dua orang yang berteman atas dasar cinta kepada Allah dan juga akan berpisah karena pertimbangan suci itu. Selama menjalin persahabatan, tidak ada pertimbangan lain di antara keduanya kecuali hanya karena Allah.
5.      Seorang lelaki yang diajak berbuat mesum seorang wanita yang memiliki kedudukan dan berparas cantik dan ternyata dia malah berkata: “Sesungguhnya aku takut kepada Allah.”
6.      Seseorang yang bersedekah dengan tidak menunjukkannya secara transparan sehingga tangan kanannya tidak tahu apa yang telah diinfakkan tangan kirinya à Kalimat hadits tersebut menerangkan tentang keutamaan menunaikan sedekah secara tidak terang-terangan. Menurut para ulama, hal ini berlaku untuk sedekah sunnah, dimana menunaikannya lebih utama untuk tidak diekspos. Karena cara itulah yang lebih berpotensi untuk ikhlas dan terhindar dari unsur riya’.
7.      Seseorang yang berdzikir kepada Allah di dalam keheningan sehingga dia mencucurkan air matanya à Dalam kalimat hadits tersebut terkandung penjelasan tentang keutamaan menangis karena takut kepada Allah SWT dan juga keutamaan untuk melakukan ketaatan maupun ibadah tidak secara demonstratif agar kesempurnaan ikhlas bisa diraih.[3]



[1] Imam An-Nawawi, Syarah Shahih Muslim (6), diterjemahkan oleh Wawan Djunaedi Soffandi dari “Shahih Muslim bi Syarh An-Nawawi,” Jilid 7, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2011), Cet. I, h. 360-361.
[2] Ibid. h. 361-362.
[3] Ibid. h. 363-368.

No comments: