Sumber Gambar Disini
Compiled by : ANDIKA MAULANA
I.
PENDAHULUAN
Sudah
tidak menjadi rahasia lagi bahwa mukjizat ilmiah dalam al-Qur’an laksana mata
air yang tidak pernah kering. Setiap waktu, muncul penemuan-penemuan baru dan
ketetapan-ketetapan ilmiah yang sebenarnya telah ditegaskan oleh Al-Qur’an
sebelumnya sejak empat belas abad yang lalu.
Oleh
karenanya, pantas kajian mukjizat ilmiah bersifat berkembang selama-lamanya.
Observasi dan pembahasan ilmiah selalu menambahkan yang baru dari hakikat dan
rahasia alam. Namun, semuanya telah terkandung dalam ayat-ayat yang senantiasa
mengajak kita untuk meneruskan pembahasan dan pemurnian. Sehingga, kita bisa
menemukan kisi-kisi mukjizat ilmiah di dalamnya.
Dalam
makalah ini, akan dibahas sedikit dari sekian banyak mukjizat ilmiah yang ada
dalam al-Qur’an, yaitu tentang ilmu hewan. Banyak penemuan-penemuan ilmiah
tentang hewan yang telah ditemukan oleh para ilmuwan abad ini. Seperti anjing
yang tidak memiliki kelenjar keringat melainkan hanya sedikit saja. Sehingga
untuk menstabilkan suhu tubuhnya anjing selalu menjulurkan lidahnya. Ternyata
hal ini telah diinformasikan oleh al-Qur’an 14 abad yang lalu. Untuk lebih
jelasnya kami telah menguraikan masalah tersebut dalam makalah ini.
II.
POKOK
PEMBAHASAN
a. Tanda-Tanda
Kebesaran Allah Pada Hewan
b. Pembentukan
Susu Dari Antara Kotoran Dan Darah
c. Kekaguman
Orientalis
d. Unta
e. Fakta
Ilmiah Tentang Unta
f. Anjing
III.
PEMBAHASAN
A.
Tanda-Tanda
Kebesaran Allah Pada Hewan
Allah
SWT berfirman dalam surat Al-An’am ayat 38:
“Dan Tiadalah
binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua
sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun
dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.”
Semua
hewan dan prilaku mereka telah diteliti dengan metode yang paling canggih.
Bahkan, para ilmuan juga menggunakan satelit-satelit buatan untuk meneliti
kehidupan hewan ini. Mereka pun telah sampai pada kesimpulan bahwa hewan-hewan
tersebut terdapat pada tiga habitat kehidupan; udara permukaan bumi, dan
perairan. Penelitian-penelitian itu senantiasa menemukan hal-hal baru setiap
kali peralatan dan pengetahuan manusia bertambah maju. Di samping itu,
penelitian-penelitian itu juga menemukan adanya suatu keteraturan yang sangat
tinggi dalam kehidupan para penghuninya, yaitu keteraturan dalam hal migrasi,
pertumbuhan, perlindungan diri, pencarian makanan, dan lain sebagainya.
Hewan-hewan
merupakan lapangan yang terbuka bagi setiap orang yang ingin mempelajari
keajaiban kehidupan di alam. Para ilmuwan memperkirakan jumlah hewan lebih dari
dua juta famili. Dari jumlah itu, hanya sedikit saja yang sudah diteliti hingga
sekarang. Dan dari penelitian yang sedikit ini didapat kesimpulan bahwa ada
Allah yang telah menciptakan semua itu dan membuat teratur.[1]
B.
Pembentukan
Susu Dari Antara Kotoran Dan Darah
Allah
SWT berfirman dalam surat An-Nahl ayat 66:
“Dan
Sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu.
Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu
yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang
meminumnya.”
Kita
sering melihat kambing, biri-biri, dan sapi sedang merumput, tetapi sangat
jarang memikirkan hubungan antara proses merumput ini dengan susu dan produk
susu yang kita konsumsi. Allah membuat mereka makan rumput, yang perubahan
akhirnya adalah susu, salah satu sumber nutrisi pokok. William Harvey menemukan
sirkulasi darah hampir satu millennium setelah Rasulullah SAW. Pada masa
Rasulullah, belum ditemukan fakta bahwa darah membawa zat gizi dari makanan
yang telah dicerna menjadi unsure-unsur dasar ke kelenjar susu untuk dijadikan
air susu. Bahan baru ini – yang asalnya dari rumput lalu menjadi makanan tercerna
dan darah.
Al-Qur’an
tidak hanya menggambarkan kebenaran yang belum diketahui pada saat itu, tetapi
juga memperlihatkan fakta agar kita mendapat pelajaran darinya. Darah
mengumpulkan dan membawa substansi yang terbentuk oleh makanan tercerna menuju
berbagai organ; di antaranya ke kelenjar susu. Proses ini dimulai ketika darah
bersinggungan dengan isi usus halus pada dindingnya. Sebelum melanjutkan
perjalanannya dibawa oleh darah, sebagian makanan yang telah tercerna diserap
oleh usus halus. Informasi ini adalah hasil penelitian modern dalam bidang
biologi, kimi, dan fisiologi saluran pencernaan.[2]
C.
Kekaguman
Orientalis
Ketika
membahas ayat di atas tadi (QS. An-Nahl ayat 66), Morris B, dalam buku Kajian Kitab-Kitab Suci dari Perspektif Ilmu
Pengetahuan Modern mengatakan, agar kita dapat memahami ayat ini secara
mendalam, kita harus merujuk kepada Ilmu Fisiologi atau Ilmu Faal (ilmu yang
berkaitan dengan fungsi organ tubuh). Dalam Ilmu Faal dikatakan bahwa secara
global, zat-zat penting yang dibutuhkan sebagai nutrisi tubuh berasal dari
berbagai unsur yang terdapat dalam usus. Ketika zat-zat ini telah mencapai
tahapan reaksi kimiawi tertentu, zat-zat ini menembus dinding usus kemudian
masuk ke dalam sirkulasi sistemik tubuh.
Proses
pengangkutan nutrisi ke dalam darah ini dapat berlangsung dengan dua cara.
Pertama, secara langsung melalui pembuluh limfa. Kedua, secara tidak langsung,
yaitu melalui sirkulasi enturo hepatis yang
mengarahkan zat-zat ini ke liver (hati). Di dalam liver, zat-zat ini
dimodifikasi. Setelah itu baru zat-zat ini masuk ke dalam sirkulasi sistemik.
Kelenjar
susu memegang peranan kunci dalam menyediakan komposisi susu. Kelenjar ini
‘mengambil makanannya’ dari zat-zat hasil proses pencernaan yang dibawa oleh
darah. Oleh karena itu, darah sebenarnya memiliki peran ganda. Di samping
sebagai pengumpul, ia juga sekaligus distributor nutrisi makanan yang mensuplai
kebutuhan kelenjar susu dan kelenjar serta organ tubuh lainnya.
Fakta-fakta
ilmiah sedetail ini, oleh ilmu pengetahuan modern dianggap sebagai hasil
penemuan ilmu kimia modern dan Ilmu Fisiologi Pencernaan. Tetapi, Morris B,
berkeyakinan bahwa keberadaan ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang proses
terbentuknya susu ini tidak mungkin dapat dijelaskan dan diinterpretasikan
secara objektif oleh orang-orang pada saat itu. Ini membuktikan bahwa Al-Qur’an
adalah wahyu dari Allah.[3]
D.
Unta
Allah
SWT berfirman dalam surat Al-Ghasyiyah ayat 17:
“Maka Apakah
mereka tidak memperhatikan unta bagaimana Dia diciptakan,”
Ketika
Allah mengajak kita untuk memperhatikan unta, pasti terdapat rahasia dan
keajaiban dalam makhluk Allah yang satu ini. Salah satu indikasinya adalah
bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi manusia yang telah berkembang dengan
sangat pesat, hingga saat ini belum berhasil menyingkap semua misteri binatang
ini.
Sangat
disayangkan, ulama-ulama dan para ahli hadits kita yang terdahulu, kurang
memperhatikan dan meneliti hewan ini. Padahal dalam surat Al-Ghasyiyah ayat
17-21 mendahulukan perintah untuk mengamati penciptaan unta dari perintah untuk
mengamati penciptaan langit, gunung dan bumi. Allah berfirman dalam surat
Al-Ghasyiyah ayat 17-21:
17. Maka
Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana Dia diciptakan,
18.
dan langit, bagaimana ia ditinggikan?
19.
dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?
20.
dan bumi bagaimana ia dihamparkan?
21.
Maka berilah peringatan, karena Sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi
peringatan.
Ya, unta memang belum
mendapatkan perhatian yang semestinya, belum ada penelitian ilmiah yang serius.
Ini dapat dibuktikan dengan jumlah literatur mengenai unta yang masih sedikit.
Unta masih menjadi misteri, terutama mengenai kemampuannya bertahan tanpa air
untuk waktu lama yang sempat membingungkan para ilmuwan dan membuat mereka
bertanya-tanya. Apa faktor penyebabnya? Apakah tubuh unta hanya membutuhkan
sedikit air? Apakah unta menyimpan air dalam selnya untuk mengantisipasi
kekurangan air di kemudian hari? Atau, apakah tubuhnya mampu memproduksi air
ketika dibutuhkan?
Saat ini, pakar di bidang fisiologi dan biologi telah
berhasil mengungkap misteri ini. Para ilmuwan ini, saying semuanya berasal dari
Barat, menemukan bahwa unta memiliki kemampuan untuk memproduksi air dari lemak
yang terdapat di dalam punuknya melalui suatu proses kimia yang tidak dapat
ditandingi oleh industri manapun di dunia ini. Pada akhirnya, semua ini kembali
membuktikan kekuasaan Allah dalam menciptakan makhluk-makhluk-Nya.
Para
pakar Fisiologi dan Kimia berpendapat bahwa bahan baku yang paling baik dan
mudah didapatkan untuk membuat air adalah lemak dan karbohidrat. Alasannya,
karena dari proses pembakaran kedua zat ini, tidak dihasilkan zat-zat lain
kecuali air, CO2 (gas karbondioksida yang dikeluarkan dalam proses respirasi)
serta energy dalam jumlah besar yang digunakan tubuh unta untuk melakukan
berbagai aktifitasnya.
Unta
menyimpan cadangan lemaknya bukan di bawah lapisan kulit seperti manusia.
Sebab, jika unta menyimpannya di bawah kulit, suhu tubuhnya akan meningkat
drastis dan hal ini dapat berakibat fatal. Akan tetapi, dengan kekuasaan Allah,
lemak tersebut disimpan di punuk. Akibatnya, suhu tubuh unta tetap stabil dan
terhindar dari dehidrasi karena keluarnya keringat secara berlebihan. Di
samping itu, unta pun dapat menjaga kestabilan jumlah cairan di dalam tubuhnya.
Bukti
kekuasaan Allah yang lainnya adalah jumlah cadangan lemak pada unta ternyata
jauh melebihi jumlah cadangan lemak pada hewan-hewan lainnya. Sebagai
perbandingan, Kharouf (sejenis domba
dengan ekor berukuran besar) menyimpan cadangan lemak di ekornya seberat 11 kg.
Sedangkan, unta menyimpan sekitar 120 kg lemak di punuknya, atau 10 kali jumlah
cadangan lemak Kharouf . Dengan
jumlah cadangan lemak sebanyak ini, unta dapat bertahan tanpa air selama satu
setengah bulan.[4]
E.
Fakta
Ilmiah Tentang Unta
Ilmu
pengetahuan modern menemukan bahwa unta memiliki kelebihan dibanding
hewan-hewan lainnya dalam hal kemampuan menjaga kestabilan suhu tubuh. Unta
termasuk hewan berdarah hangat. Ia memiliki cara tersendiri untuk menghindari
suhu dingin. Ketika suhu udara dingin, pembuluh-pembuluh yang terdapat dalam
kulitnya berkontraksi dan menciut sehingga kulitnya menjadi dingin. Dalam
kondisi seperti ini, kulit unta berfungsi sebagai isolator agar hawa panas
dalam tubuh tidak keluar. Sehingga, menghindari menurunnya suhu di dalam tubuh
unta. Akan tetapi, jika setelah itu ia tetap kedinginan, maka tubuhnya akan
menggigil hingga suhu tubuhnya kembali hangat.
Dibandingkan
dengan hewan-hewan lain, unta memiliki daya tahan tubuh dan kemampuan adaptasi
yang sangat tinggi terhadap perubahan suhu yang ekstrem seperti di lingkungan
padang pasir. Akibatnya, unta mampu mengantisipasi perubahan suhu yang cukup
drastis yang terjadi di dalam tubuhnya. Pada siang hari, tubuh unta
mengantisispasi temperatur udara yang cenderung panas dengan meningkatkan suhu
tubuhnya hingga mencapai 40,5 derajat celcius. Sedangkan, ketika cuaca dingin,
unta mengantisipasinya dengan mentransfer panas tubuhnya keluar. Tubuh unta dapat
bertahan terhadap perubahan suhu yang berkisar antara 35 hingga 40,5 derajat
celcius.
Jika
kita bandingkan dengan tubuh manusia, maka suhu tubuh manusia dalam kondisi
normal adalah 37 derajat celcius. Penurunan atau peningkatan suhu tubuhnya
walaupun sedikit, dapat menjadi indikasi bahwa orang tersebut sakit. Manusia
mungkin akan mati jika suhu tubuhnya berfluktuasi seperti suhu tubuh unta, yang
dapat berubah-ubah antara 35 hingga 40,5 derajat celcius tergantung temperatur
udara sekitar.
Di
samping itu semua, tubuh unta masih banyak menyisakan misteri hingga saat ini belum dapat
diungkapkan oleh ilmu pengetahuan modern. Ada beberapa rahasia yang telah
terungkap tetapi belum dapat dijelaskan. Misalnya, mengapa sel-sel darah merah
unta dan lama berbentuk sembarang,
tidak berbentuk bulat seperti yang dimiliki hewan-hewan lainnya? Hingga saat
ini belum ada seorang pun yang mengetahui jawabannya. Ini semua menunjukkan
mukjizat ilmiah dalam ayat-ayat Al-Qur’an.[5]
F.
ANJING
Allah SWT berfirman
dalam surat al-A’raf ayat 176:
“…. Tetapi Dia
cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, Maka
perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan
jika kamu membiarkannya Dia mengulurkan lidahnya (juga). demikian Itulah perumpamaan
orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka Ceritakanlah (kepada mereka)
kisah-kisah itu agar mereka berfikir.”
Setelah
empat belas abad sejak Al-Qur’an diturunkan, ilmu pengetahuan modern sampai
pada sebuah kesimpulan yang menyatakan bahwa anjing tidak memiliki kelenjar
keringat kecuali dalam jumlah yang sangat sedikit di bagian dalam telapak
kakinya. Kelenjar-kelenjar ini tidak cukup membantu menjaga kestabilan suhu
tubuh anjing. Karena, dungsi dasar dari kelenjar ini adalah untuk menstabilkan
dan menurunkan temperatur di tubuh dan di sekitar tubuh anjing.
Kekurangan
jumlah kelenjar ini, membuat anjing berusaha menurunkan temperatur tubuhnya
dengan cara menjulurkan lidah. Karena pada saat itu lidah dan rongga mulut
dapat melakukan kontak langsung dengan udara. Anjing melakukan hal ini dalam
keadaan letih atau tidak.
Fakta
ilmiah ini membuktikan tingkat keilmiahan ayat-ayat Al-Qur’an.[6]
IV.
KESIMPULAN
Dari
uraian di atas dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a. Allah
memperlihatkan tanda-tanda kebesaran-Nya pada Hewan seperti firman-Nya dalam
surat al-An’am ayat 38: “Dan Tiadalah
binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua
sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun
dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.”
b. Allah
memperlihatkan bagaimana keajaiban pembentukan susu dari antara darah dan
kotoran sebagaimana firman-Nya dalam surat An-Nahl ayat 66: “Dan Sesungguhnya pada binatang ternak itu
benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa
yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah,
yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.”
c. Allah
memerintahkan manusia untuk meneliti bagaimana unta diciptakan, karena unta
memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh hewan-hewan lainnya. Seperti dalam
firman-Nya surat al-Ghasyiyah ayat 17: “Maka
Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana Dia diciptakan,”
d. Allah
memperlihatkan kepada manusia bagaimana seekor anjing menstabilkan suhu dalam
tubuhnya dengan menjulurkan lidahnya, dimana hal tersebut diketahui oleh
manusia setelah 14 abad al-Qur’an diturunkan, seprti dalam firman Allah SWT
dalam surat al-A’raf ayat 176: “…. Tetapi
Dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, Maka
perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan
jika kamu membiarkannya Dia mengulurkan lidahnya (juga). demikian Itulah
perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka Ceritakanlah
(kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.”
V.
DAFTAR
PUSTAKA
Thayyarah, Nadiah, Buku Pintar Sains Dalam Al-Qur’an: Mengerti
Mukjizat Ilmiah Firman Allah, diterjemahkan oleh M. Zaenal Arifin, dkk,
dari “Mausu’ah al-I’jaz al-Qur’ani”, Jakarta: zaman, Cet. I, 2013.
Tasleman, Caner, Miracle Of The Quran: Keajaiban Al-Qur’an
Mengungkap Penemuan-Penemuan Ilmiah Modern, diterjemahkan oleh Ary
Nilandari dari “The Quran: Unchallengeable Miracle”, Bandung: Mizan, Cet. I,
2010.
Abdushshamad, Muhammad
Kamil, Mukjizat Ilmiah Dalam Al-Qur’an, diterjemahkan
oleh Alimin, Lc, M.Ag – Gha’neim Ihsan, Lc – Uzair Hamdan, Lc, dari “Al-Qur’an
al-Karim: Al-I’jaz al-Ilmi fi al-Islam”, Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, Cet.
I, 2002.
[1]
Dr. Nadiah Thayyarah, Buku Pintar Sains
Dalam Al-Qur’an: Mengerti Mukjizat Ilmiah Firman Allah, diterjemahkan oleh
M. Zaenal Arifin, dkk, dari “Mausu’ah al-I’jaz al-Qur’ani”, (Jakarta: zaman,
2013), Cet. I, h. 563-564.
[2]
Caner Tasleman, Miracle Of The Quran:
Keajaiban Al-Qur’an Mengungkap Penemuan-Penemuan Ilmiah Modern, diterjemahkan
oleh Ary Nilandari dari “The Quran: Unchallengeable Miracle”, (Bandung: Mizan,
2010), Cet. I, h. 178-179.
[3]
Muhammad Kamil Abdushshamad, Mukjizat
Ilmiah Dalam Al-Qur’an, diterjemahkan oleh Alimin, Lc, M.Ag – Gha’neim
Ihsan, Lc – Uzair Hamdan, Lc, dari “Al-Qur’an al-Karim: Al-I’jaz al-Ilmi fi
al-Islam”, (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2002), Cet. I, h. 160-161.
[4]
Ibid. h. 161-163.
[5]
Ibid. h. 163-165.
[6]
Ibid. h. 165.
No comments:
Post a Comment